21-9-1327: Raja Inggris Edward II Dibunuh Atas Perintah Istrinya
Liputan6.com, London - Hari ini, 687 tahun lalu, Raja Inggris, Edward II tewas mengenaskan. Penguasa ketujuh Dinasti Plantagenet itu dibunuh di Kastil Berkeley dengan cara sadis. Atas perintah istrinya sendiri, Isabella of France. Sebuah pembunuhan berlatar politik, demi memuluskan putranya Edward III menuju takhta, juga lantaran sakit hati perempuan yang dikhianati suami -- yang dianggap lebih mencintai kekasih sesama jenisnya.
Seperti dikutip dari BBC, Edward lahir pada 25 April 1284, anak keempat dari Raja Edward I dari Inggris. Dia adalah pangeran Inggris pertama yang memegang gelar Prince of Wales -- sama dengan gelar Pangeran Charles saat ini -- yang diberikan ayahnya pada 1301.
Meski dirumorkan sebagai homoseksual atau biseksual, Edward menjadi ayah dari setidaknya 5 anak, dari 2 perempuan berbeda. Namun, favoritnya adalah mereka yang dianggap kekasih-kekasih sesama jenis -- dari ksatria Gascon bernama Piers Gaveston, hingga seorang lord atau penguasa lokal, Hugh Despenser -- yang ia limpahi dengan kemewahan dan kedudukan hingga memicu kekacauan politik dan berujung pada pelengserannya. Para bangsawan pun memberontak.
Kaum darah biru akhirnya mengeluarkan aturan pada tahun 1311, yang berusaha membatasi kontrol kerajaan atas keuangan dan penunjukan -- yang ditentang Edward II. Utang dalam jumlah besar dan kemenangan Skotlandia yang dipimpin Robert the Bruce dalam pertempuran di Bannockburn pada 1314 membuat sang raja makin tak populer.
Bahkan, kemenangan Edward II dalam perang saudara tahun 1321-1322 dan keberhasilannya menegakkan tata aturan perdagangan wol tak membuat penguasa itu berdamai dengan kaum bangsawan. Demikian dikutip dari situs resmi The British Monarchy.
Pada tahun 1325, Isabella of France yang kabarnya sakit hati dengan ulah suaminya melakukan misi diplomatik ke Prancis di mana ia bertemu dan menjadi kekasih Roger Mortimer -- salah satu lawan Edward II yang diasingkan.
Pada bulan September 1326, pihak Prancis mengerahkan pasukan menyerbu Inggris. Nyaris tak ada perlawanan. Kekasih Edward II, Hugh Despenser dan anaknya dieksekusi.
Edward II akhirnya disingkirkan, untuk memberi jalan bagi anaknya naik takhta pada Januari 1327. Ia menjadi penguasa Inggris pertama yang diurapi dicopot sejak Raja Ethelred pada 1013. Sang mantan raja akhirnya ditahan di Kastil Berkeley dan tewas dibunuh di sana.
Edward II adalah salah satu raja Inggris terburuk dalam sejarah. Pemerintahannya menjadi bencana bagi negerinya akibat ketidakmampuannya memimpin, perseteruan politik, dan kekalahan militer.
Namun, apakah benar ia punya perilaku menyimpang di zamannya, atau jangan-jangan itu hanya dalih para penentangnya -- Uskup Adam Orleton dari Hereford, Ratu Isabella dan sekutunya, Roger Mortimer -- untuk menggulingkan Edward II masih jadi perdebatan hingga kini. Menjadi misteri yang belum terkuak.
Seperti dikutip dari BBC, Edward lahir pada 25 April 1284, anak keempat dari Raja Edward I dari Inggris. Dia adalah pangeran Inggris pertama yang memegang gelar Prince of Wales -- sama dengan gelar Pangeran Charles saat ini -- yang diberikan ayahnya pada 1301.
Meski dirumorkan sebagai homoseksual atau biseksual, Edward menjadi ayah dari setidaknya 5 anak, dari 2 perempuan berbeda. Namun, favoritnya adalah mereka yang dianggap kekasih-kekasih sesama jenis -- dari ksatria Gascon bernama Piers Gaveston, hingga seorang lord atau penguasa lokal, Hugh Despenser -- yang ia limpahi dengan kemewahan dan kedudukan hingga memicu kekacauan politik dan berujung pada pelengserannya. Para bangsawan pun memberontak.
Kaum darah biru akhirnya mengeluarkan aturan pada tahun 1311, yang berusaha membatasi kontrol kerajaan atas keuangan dan penunjukan -- yang ditentang Edward II. Utang dalam jumlah besar dan kemenangan Skotlandia yang dipimpin Robert the Bruce dalam pertempuran di Bannockburn pada 1314 membuat sang raja makin tak populer.
Bahkan, kemenangan Edward II dalam perang saudara tahun 1321-1322 dan keberhasilannya menegakkan tata aturan perdagangan wol tak membuat penguasa itu berdamai dengan kaum bangsawan. Demikian dikutip dari situs resmi The British Monarchy.
Pada tahun 1325, Isabella of France yang kabarnya sakit hati dengan ulah suaminya melakukan misi diplomatik ke Prancis di mana ia bertemu dan menjadi kekasih Roger Mortimer -- salah satu lawan Edward II yang diasingkan.
Pada bulan September 1326, pihak Prancis mengerahkan pasukan menyerbu Inggris. Nyaris tak ada perlawanan. Kekasih Edward II, Hugh Despenser dan anaknya dieksekusi.
Edward II akhirnya disingkirkan, untuk memberi jalan bagi anaknya naik takhta pada Januari 1327. Ia menjadi penguasa Inggris pertama yang diurapi dicopot sejak Raja Ethelred pada 1013. Sang mantan raja akhirnya ditahan di Kastil Berkeley dan tewas dibunuh di sana.
Edward II adalah salah satu raja Inggris terburuk dalam sejarah. Pemerintahannya menjadi bencana bagi negerinya akibat ketidakmampuannya memimpin, perseteruan politik, dan kekalahan militer.
Namun, apakah benar ia punya perilaku menyimpang di zamannya, atau jangan-jangan itu hanya dalih para penentangnya -- Uskup Adam Orleton dari Hereford, Ratu Isabella dan sekutunya, Roger Mortimer -- untuk menggulingkan Edward II masih jadi perdebatan hingga kini. Menjadi misteri yang belum terkuak.
Pada tahun 2008, identitas sesosok mayat termutilasi yang ditemukan di pekuburan sebuah biara terungkap. Jasad itu diidentifikasi sebagai Sir Hugh Despenser the Younger.
Ia dihukum dengan cara sadis di mana bagian-bagian tubuhnya terpisah-pisah -- hanya beberapa anggota tubuh yang dimakamkan di Gloucestershire (kepala, tulang paha, dan sebagian tulang belakang). Yang ditemukan belakangan adalah bagian jasad yang menghilang.
"Jika terbukti bahwa benar ini adalah Sir Hugh Despenser the Younger, maka ini adalah untuk kali pertamanya korban eksekusi seperti itu diidentifikasi," kata Mary Lewis, seorang antropolog seperti dimuat Telegraph.
"Jika terbukti bahwa benar ini adalah Sir Hugh Despenser the Younger, maka ini adalah untuk kali pertamanya korban eksekusi seperti itu diidentifikasi," kata Mary Lewis, seorang antropolog seperti dimuat Telegraph.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar