Yuan Shikai
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yuan Shikai
袁世凱 |
|
Kaisar Kekaisaran Cina |
Masa jabatan
22 Desember 1915 – 22 Maret 1916 |
Perdana Menteri |
Lou Tseng-Tsiang |
Didahului oleh |
Tidak ada (judul dibuat) |
Digantikan oleh |
Tidak ada (judul dihapuskan) |
Presiden Republik Tiongkok |
Masa jabatan
10 Maret 1912 – 22 Desember 1915 |
Perdana Menteri |
Tang Shaoyi
Lou Tseng-Tsiang
Zhao Bingjun
Xiong Xiling
Sun Baoqi
Xu Shichang |
Wakil Presiden |
Li Yuanhong |
Didahului oleh |
Sun Yat-sen |
Digantikan oleh |
Tidak ada (monarki deklarasi) |
Masa jabatan
22 Maret 1916 – 6 Juni 1916 |
Perdana Menteri |
Xu Shichang
Duan Qirui |
Wakil Presiden |
Li Yuanhong |
Didahului oleh |
Sun Yat-sen |
Digantikan oleh |
Li Yuanhong |
Perdana Menteri Kabinet Imperial |
Masa jabatan
2 November 1911 – 10 Maret 1912 |
Penguasa monarki |
Kaisar Xuantong |
Didahului oleh |
Yikuang, Pangeran Qing |
Digantikan oleh |
Zhang Xun (1917) |
Viceroy dari Zhili dan Menteri Beiyang |
Masa jabatan
1901–1908 |
Didahului oleh |
Li Hongzhang |
Digantikan oleh |
Yang Shixiang |
Informasi pribadi |
Lahir |
16 September 1859
Xiangcheng, Henan, Kekaisaran Qing |
Meninggal |
6 Juni 1916 (umur 56)
Beijing, Republic of China |
Kebangsaan |
China |
Partai politik |
Tentara Beiyang
Partai Republik |
Suami/istri |
Yu Yishang
Lady Shen, concubine
Lady Lee, concubine
Lady Kim, concubine
Lady O, concubine
Lady Yang, concubine
Lady Ye, concubine
Lady Zhang, concubine
Lady Guo, concubine
Lady Liu, concubine |
Anak |
Yuan Keding
Yuan Kewen
15 anak laki-laki lain
15 anak perempuan |
Pekerjaan |
General, Politik |
Tanda tangan |
|
Dinas militer |
Masa dinas |
1881–1916 |
Perang |
Imo Incident
Gapsin Coup
First Sino-Japanese War
Boxer Rebellion |
Yuan Shikai (
Hanzi tradisional:
袁世凱;
bahasa Tionghoa:
袁世凯;
Pinyin: Yuán Shìkǎi;
Wade-Giles: Yüan Shih-k'ai;
Courtesy Weiting 慰亭;
Pseudonym:
Rong'an 容庵) (16 September 1859
[1] – 6 Juni 1916) adalah jendral
Cina penting dan
politikus yang terkenal selama era akhir Dinasti Qing.
Kehidupan Awal
Yuan Shikai lahir di sebuah desa bernama Zhangying (張營村),
County Xiangcheng,
Prefektur Chenzhou,
Henan,
meskipun akhirnya seluruh klannya pindah menuju wilayah perbukitan yang
terletak 16 kilometer tenggara Xiangcheng.Di daerah itu klannya
membangun sebuah benteng pertahanan Yuanzhaicun (
Tionghoa:
袁寨村; arti harafiah "the fortified village of the Yuan family").
[butuh rujukan]
Keluarga Yuan adalah keluarga kaya yang memberikan pendidikan
Konfusianisme yang cukup bagi Yuan.
[2]Ia bercita-cita untuk bisa meniti karier di bidang pelayanan masyarakat, namun ia gagal dalam
Ujian kekaisaran dua kali. Ia lalu memutuskan untuk memasuki ranah politik melalui
Tentara Huai,
dimana banyak saudaranya yang ternaung dalam lembaga militer
tersebut.Kariernya dimulai dengan pelantikan gelar rendah resmi di tahun
1880, dimana hal tersebut menjadi ciri khas sistem promosi pada masa akhir Dinasti Qing.
[3]Dengan mengandalkan koneksi ayahnya, Yuan pergi ke
Tengzhou,
Shandong, danmencari jabatan dalam
Brigade Qing. Pernikahan pertama Yuan terjadi pada 1876 dengan wanita dari keluarga Yu. Pernikahan ini menghasilkan satu orang anak yakni,
Yuan Keding yang lahir pada 1878. Yuan Shikai menikahi setidaknya sembilan wanita sepanjang hidupnya.
[4]
Tahun-tahun di Dinasti Joseon
Dinasti Joseon di
Korea pada awal dekade 1870an berada dalam perselisihan antara pihak tertutup dibawahpimpinan ayah
Raja Gojong,
Heungseon Daewongun, dan pihak progresif pimpinanratu,
Empress Myeongseong yang menginginkan keterbukaan perdagangan. Setelah
Restorasi Meiji,
Jepangmengadopsi kebijakan luar negeri yang bersifat agresif. Hal ini ditandai dengan program Jepang untuk mengurangi dominasi
Tiongkok di semenanjung Korea. Dibawah
Perjanjian Ganghwa, yang disetujui Korea dengan setengah hati pada
1876, Jepangdiperbolehkan untuk mengirim misi diplomatik ke
Hanseong (Seoul), danmembuka pos perdagangan di
Incheon dan
Wonsan. Ditengah perselisihan internal yang terjadi tersebut yang akhirnya berakhir dengan pembuangan sang ratu,
Raja Muda Zhili,
Li Hongzhang, mengirim 3,000 tentara Qing menuju ke Korea. Pemimpinnya,
Heungseon Daewongun, kemudian dikawal menuju ke
Tianjin dimana disana ia menjadi tawanan.
Perjanjian Jemulpo di tahun
1882
memberikan Jepang hak untuk mendirikan pangkalan militer di Seoul yang
bertujuan untuk melindungi misi diplomatik mereka di Korea. Pihak
Tiongkok berpotensi tidak sanggup mepertahankan Korea melawan
persenjataan modern Jepang, ditambah dengan militer Korea sendiri yang
sedang mengalami krisis dan tidak akan usai tanpa ada pihak lain yang
menyelesaikan. Raja Korea berencana untuk melatih 500 pasukan untuk
menggunakan persenjataan modern, dan Yuan Shikai ditunjuk untuk memimpin
tugas ini di Korea. Li Hongzhang juga setuju dengan penujukan ini
dengan menaikan pangkat Yuan menjadi
sub-prefek.
Pada 1885, Yuan ditunjuk sebagaiResiden Kekaisaran di Seoul.
[5]Jabatan ini adalah jabatan yang disetarakan seperti duta besar, namun dalam kenyataanya, ia bertugas sebagai seorang
suzerain
(semacam Gubernur Jenderal), Yuan menjadi penasehat tertinggi di
seluruh kebijakan pemerintah Korea. Melihat Tiongkok meningkatkan
kendali atas pemerintah Korea, Jepangmencari pengaruh baru dengan
menjadiko-suzerain dengan China. Beberapa dokumen diberikan pada Yuan
Shikai, isinya mengklaim pemerintahan Korea telah mengubah sikap
terhadap perlindungan Tiongkokdan tertarik kepada perlindungan
Russia. Yuan merasa sakit hati dan meminta nasehat Li Hongzhang.
Dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Jepangdan Qing, dua pihak
ini setuju bahwa masing-masing pihak hanya mengirim pasukan ke Korea
setelah memberitahu terlebih dahulu pada pihak yang lain.Meskipun
pemerintah Korea kini telah stabil, statusnya masih merupakan
protektorat dari Qing. Korea sendiri menginginkan penganjuran
modernisasi di segala aspek kehidupan bangsa termasuk menginginkan
ideologi yang lebih modern. Namun, di pihak lain,
Komunitas Donghak, yang menginginkan agar doktrin lama nasional yang berdasar pada ajarandan prinsip-prinsip
Konfusius,
memberontak kepada pemerintah. Yuan dan Li Hongzhang mengirim pasukan
ke Korea untuk melindungi Seoul dan kepentingan Qing. Jepang juga
melakukan hal yang sama dalam rangka melindungi pos-pos dagang milik
mereka. Ketegangan semakin tinggi antara Jepang dan Tiongkok saat Jepang
menolak untuk menarik mundur pasukannya dan juga menaruh blockade di
Paralel ke-38.
Li Hongzhang berusaha menghindari perang dengan Jepang untuk menjaga
agar ketersediaan dana bagi Tiongkok tidak terbuang untuk perang. Li
malah mencoba untuk meminta bantuan internasional untuk mempengaruhi
Jepang agar mau menarik pasukannya. Jepang menolak, dan kemudian perang
pecah. Yuan, yang berada dalam posisi yang tidak menguntungkan,
dipanggil kembali ke
Tianjin pada Juli 1894, sebelum
Perang Sino-Jepang Pertama (甲午戰爭).
Akhir Dinasti Qing
Popularitas Yuan semakin naik dengan partisipasi nominalnya dalam
Perang Sino-Jepang Pertama
sebagaikomandan garnisun Tiongkok di Korea. Tidak seperti komandan yang
lain, ia menghindari rasa malu akibat kekalahan Tiongkok dengan kembali
ke Beijing beberapa hari sebelum konflik pecah.
Sebagai sekutu
Li Hongzhang, Yuan ditunjuk sebagai komandan
Pasukan Baru
pertama di tahun 1895. Sebagai komandan, ia sangat bertanggung jawab
pada pelatihan terhadap pasukan modern pertama Tiongkok, Yuan memperoleh
pengaruh politik yang besardankesetiaan dari para komandan muda pasukan
barunya yang ditandai pada tahun 1901, lima dari tujuh komandan
divisional Tiongkok odan sebagian besar komandan senior berada dalam
kekuasaannya.
[3]Pengadilan
Qing mempercayai secara penuh pasukannya itu. Dan dalam pasukan baru
yang tergabung dalam Gerakan Penguatan Diri ini, Yuan adalah individu
yang dianggap paling terlatih.
Pengadilan Qing saat itu terbagi menjadi dua menjadi pihak progresif yang dipimpin oleh
Kaisar Guangxu, dan pihak konservatif yang dipimpin oleh
Janda Kaisar Cixi, yang sebelumnya mundur dan pindah menuju ke
Istana Musim Panas setelah
Reformasi Seratus Hari
pada 1898. Namun, Cixi menyatakan bahwa reformasi yang terjadi terlalu
drastis, dan berencana untuk mengambil kembali kedudukannya melalui
kudeta. Namun, rencana ini menyebar terlalu cepat, dan Kaisar menjadi
lebih waspada terhadap rencana yang akan dijalankan ini. Ia
memerintahkan para aktivis reformasi seperti
Kang Youwei,
Tan Sitong
dan yang lain merancang rencana untuk menyelamatkannya. Keterlibatan
Yuan dalam kudeta ini masih berlanjut sebagai perdebatan sejarah. Tan
Sitong dilaporkan berbicara dengan Yuan beberapa hari sebelum kudeta,
meminta Yuan untuk membantu Kaisar melawan Janda Kaisar Cixi. Yuan
menolak untuk memberi jawaban langsung, namun ia mengisyaratkan bahwa
kesetiannya adalah untuk Kaisar.Sementara itu Jendreal Manchu,
Ronglu mengatur siasat untuk pasukannya untuk bergabung dalam gerakan kudeta.
Berdasarkan beberapa sumber, termasuk buku diari
Liang Qichao dan beberapa sumber berita, Yuan Shikai tiba di
Tianjin
pada 20 September 1898 menaiki kereta api. Ha ini menandakan bahwa pada
malam harinya Yuan berbicara pada Ronglu, namun apa yang dikatakan
kepadanya masih simpang siur. Sebagian besar sejarawan meyakini bahwa
Yuan menceritakan pada Ronglu semua rencana para Reforman dan
memerintahkannya untuk mengambil tindakan segera. Rencana ini kemudian
terungkap, pasukan Ronglu merangsek ke
Kota Terlarang saat fajar pada 21 September, memaksa Kaisar turun menuju ke istana danau.
Yuan Shikai sebagai Gubernur Shandong
Membuat aliansi politik dengan Janda Kaisar, dan menjadi seteru abadi
Kaisar Guanxu, Yuan meninggalkan ibukota pada tahun 1899 untuk
penunjukkannya sebagai Gubernur
Shandong. Selama tiga tahun masa kepemimpinannya,
Pemberontakan Boxer pecah, ia memastikan penindasan
Boxer
di provinsi, meskipun pasukkannya tidak mengambil peran apa-apa diluar
Shandong. Yuan memihak pihak pro-faksi luar negeri di pengadilan
kekaisaran, bersama dengan
Pangeran Qing,
Li Hongzhang dan
Ronglu,
ia menolak untuk memihak pada kaum Boxer dan menyerang pasukan
AliansiDelapan Bangsa, bergabung gubernur-gubernur Tiongkok yang lain
yang mengomandoi pasukan modern seperti
Zhang Zhidong
yang tidak memihak Pemberontakan Boxer. Ia dan Zhang membiarkan Janda
Kaisar Cixi mendeklarasikanperang melawan kekuatan luar negeri dan
melanjutkan penindasan terhadap pemberontakan. Dalam rangka untuk
menghindari pertempuran denganpasukan AliansiDelapan Bangsadan menindas
Boxer di Shandong, Yuan dan pasukannya (Divisi Keadilan) juga
membantupasukan AliansiDelapan Bangsamembantai sepuluh dari ribuan orang
dalam kampanye anti Boxer di
Zhili setelahpasukan Aliansimenguasai Beijing.
[6]
Ia juga mendirikan sebuah sekolah (Shandong College, cikal bakal
Shandong University) di
Jinan, yang dalam kurikulumnya mengadaptasi pemikiran barat.
Pada Juni 1902 ia dipromosikan menjadi
Raja Muda Zhili, dan Komisioner untukUrusan Dagang Tiongkok Utara,
[7]dan Menteri
Beiyang (北洋通商大臣), kekuasaannya mencakup wilayah yang saat ini disebut sebagai
Liaoning, Hebei, dan
Shandong. Ia memperoleh penghargaan dari khalayak luar negeri setelah membantu penumpasan
Pemberontakan Boxer, ia dengan sukses memperoleh pinjaman besar untuk memperbesar
Pasukan Beiyang miliknya menjadi
pasukan yang paling kuat
di Tiongkok. Ia membuat 2.000 pasukan polisi untuk menjaga ketenteraman
di Tianjin, pembentukan polisi ini adalah yang pertama kalinya dalam
sejarah Tiongkok, sebagai hasil dari
Protokol Boxer
yang melarang pasukan bersenjata mendekati Tianjin. Yuan juga terlibat
dalampengambil alihankendali jaringan rel kereta api dari
Sheng Xuanhuai.
Ia lalu memimpin perusahaan perkeretaapiandan konstruksi-konstruksinya
menjadi sumber yang besar untuk pajak. Yuan memainkan peran aktif dalam
masa-masa akhir Dinsati Qing, termasuk membuat Kementerian Pendidikan
(學部) dan Kementerian Polisi (巡警部). Ia lalu menganjurkan persamaan
derajat etnis Manchu dan
Han.
Di tahun 1905, berdasarkan masehat Yuan, Janda Kaisar Cixi
mengeluarkan dekrit yang berisi tentang perintah untuk mengakhiri sistem
ujian Konfusius pada tahun 1906 dan memerintahkan Kementerian
Pendidikan untuk mengimplemetasikan sistem pendidikan yang berdasar pada
kurikulum yang berjalan berdasarkan amanat pemerintah. Sistem ini
diadopsi dari apa yang dilakukan Jepang pada
Masa Meiji.
Pada 27 Agustus 1908, Pengadilan Qing mengumumkan “Asas-Asas
untukKonstitusi”, dimana disana Yuan membantu dalam membuat drafnya.
Dokumen ini dikenal sebagai
pemerintah konstitusional dengan monarki yang kuat, dirancang berdasarkan apa yang dilakukan oleh Meiji di Jepang dan
Otto van Bismarck di
Jerman dengan konstitusi yang dikeluarkan pada 1916 dan sebuah pembentukan parlemen pada tahun 1917.
[8]
Pengunduran diri dan kembali lagi
Janda Kaisar dan Kaisar Guangxu meninggal pada November 1908.
[5]danberbagai
sumber mengindikasikan bahwa keinginan Kaisar yang paling diinginkannya
adalah ingin Yuan segera diesekusi. Meskipun demikian, untuk
menghindari hukuman mati, di Januari 1909 Yuan Shikai melepas semua
jabatannya kepada,
Prince Chun.
Yuan beralasan bahwa ia mengundurkan diri karena ingin kembali ke
rumahnya di Desa Huanshang (洹上村), yang pada masa kini menjadi
Kota prefektur Anyang, karena penyakit kaki.
Selama tiga tahun ia mengasingkan diri, Yuan tetap berhubungan dengan sekutu-sekutu dekatnya, termasuk
Duan Qirui,
yang melapor kepadanya secara rutin tentang pasukannya, karena
kesetiaan Pasukan Beiyang masih untuknya.Memiliki dukungan militer yang
strategis, membuat Yuan memegang kuasa yang seimbang pada pihak
revolusioner (seperti
Sun Yat-sen) dan pihak Pengadilan Qing. Kedua pihak tersebut menginginkan Yuan disisi mereka.
Revolusi Wuchang dan Republik
Revolusi Wuchang dimulai pada 10 Oktober 1911 di Provinsi
Hubei.
Provinsi-provinsi selatan Tiongkok mendeklarasikan kemerdekaannya dari
Pengadilan Qing, namun provinsi-provinsi di utara bersikap melawan
gerakan ini. Pengadilan Qing dan Yuan sepakat bahwa Tentara Beiyang
adalah satu-satunya pasukan yang mampu menumpas revolusi ini. Pengadilan
meminta Yuan untuk kembali pada27 Oktober, namun iaberulang kali
menolak tawaran Pengadilan Qing agar ia kembali. Tawaran itu di
antaranya adalah menjadi
Raja Muda Huguang,
dan Perdana Menteri Kabinet Kekaisaran. Waktu berada di pihak Yuan,
sementara Yuan terus menunggudengan alasan "penyakit kaki"nya.
Setelah beberapa tawaran selanjutnya dari Pengadilan Qing, Yuan
setuju dan segera meninggalkan desanya lalu menuju ke Beijing pada 30
Oktober. Ia lalu menjadi Perdana Menteri pada1 November 1911. Setelah
itu ia memerintahkan
Pangeran Chun
untuk mundur dari segala jabatan politiknya.Pengunduran diri Zaifeng
ini memberi jalan pada Yuan untuk membuat kabinet yang didominasi oleh
orang dari etnis
Tiongkok Han,
yang hanya terdiri dari satu orang Manchu, yang memegang jabatan
Menteri Jajahan. Selain itu, karena kesetiannya kepada pengadilan,
Janda Kaisar Longyu memberi Yuan gelar bangsawan Marquis Peringkat Pertama (一等侯), sebuah gelar yang sebelumnya pernah diberikan kepada Jenderal
Zeng Guofan bersama
Tentara Xiangnya dalam menumpas
Pemberontakan Taiping.
Sementara itu, dalam
Pertempuran Yangxia, berhasil mengambil alih kembali
Hankou dan
Hanyang
dari revolusioner. Yuan tahu bahwa penumpasan total terhadap revolusi
akan mengakhiri kegunaannya dalam rezim Qing. Setelah menyerang
Wuchang, ia mulai bernegosiasi dengan pihak revolusioner.
Penurunan takhta Kaisar Kecil
Yuan Shikai diambil sumpahnya menjadi Presiden Sementara Republik Tiongkok, di Beijing, 10 Maret 1912.
Kaum revolusioner telah memilih
Sun Yat-Sen sebagai
presiden sementara pertama,
namun pemerintahan ini lemah dalam dukungan militernya, maka dari itu
mereka mulai berunding dengan Qing, untuk menggunakan Yuan sebagai
penengah. Yuan lalumenyusun keputusan untuk penurunan takhta Kaisar
Kecil
Puyi (atau
Kaisar Xuantong) untuk bisa meraih jabatan
Presiden.
[5] Yuan tidak hadir dalam dekrit penurunan takhta yang dikeluarkan oleh
Janda Kaisar Longyu pada 12 Februari 1912.
Sun menyetujui kepresidenan Yuan setelah beberapa perselisihan
selesai, namun ia juga meminta bahwa ibukota harus dipindahkan ke
Nanjing.
Yuan, di sisi lain, menginginkan keuntungan secara geografis untuk
memiliki ibukota yang tidak jauh dari basis kekuatan militernya.
Cao Kun, salah satu komandan Tentara Beiyang kepercayaannya, melakukan kudetadi Beijing dan
Tianjin, berdasarkan perintah Yuan, untuk memberikan alasan untuk Yuan agar ia tidak meninggalkan
lingkungan pengaruhnya di
Zhili (saat ini provinsi
Hebei).
Kaum revolusioner akhirnya mengalah, dan ibukota republic baru ini
tetap berada di Beijing. Yuan Shikai dipilih sebagai Presiden Sementara
RepublikTiongkokoleh Senat Sementara Nanjingpada 14 Februari 1912, dan
diambil sumpahnya pada 10 Maret pada tahun yang sama.
[9][10]
Pemilihan umum demokratis
Pada Februari 1913, pemilihan umum demokratis diadakan untuk memilih anggota
Majelis Nasional dimana Partai Nasionalis Tiongkok (
Kuomintang atau KMT) mendapat kemenangan telak.
Song Jiaoren dari Partai KMT secara giat mendukung sistem kabinetdan menjadi kandidat kuat untuk menjadi Perdana Menteri.
Salah satu tujuan politik utama Song adalah memastikan
bahwaindependensi Parlemen Tiongkok bisa terlindung dari pengaruh
kepresidenan. Program Song untuk mengurangi kewenangan presiden
bertentangan dengan sikap Yuan, yang pada pertengahan 1912, secara jelas
mendominasi cabinet sementaradan mengisyaratkan adanya keinginan untuk
memegang kuasa lebih. Song kemudian melakukan perjalanan ke seluruh
Tiongkok pada 1912, ia amat bersemangat mengungkapkan keinginannya
membatasi kekuasaan Presiden, ia senang mengambil contoh dengan
mengkritikambisi Yuan. Saat hasil pemilihan umum pada 1913
mengindikasikan kemenangan Kuomintang, hal ini otomatis membuat Song
akan berada dalam posisi yang akan memainkan peran penting dalam
pemilihan perdana menteri dan kabinet, dan partai dapat mendesak
pemilihan presiden demokratis dengan segera.
[11]
Pada 20 Maret 1913, saat bersama beberapa teman menuju ke Peking, Song Jiaoren ditembak dua kali oleh seorang bernama,
Ying Kuicheng,
saat berada di Stasiun kereta api Shanghai. Ia meninggal dua hari
kemudian di rumah sakit. Bukti-bukti dari penyelidikan mengarah ke
sekretaris cabinet dan perdana menteri sementara dalam pemerintahan Yuan
Shikai. Meskipun Yuan dianggap sebagaiorang yang berkemungkinan besar
berada di balik pembunuhan tersebut, namun para konspirator dan
pihak-pihak penting yang berhubungan dan dicurigai dalam kasus ini
terbunuh atau menghilang secara misterius. Karena kurangnya bukti, Yuan
tidak pernah diusut.
[11]
Menjadi Kaisar
Ketegangan antara Kuomintang dan Yuan semakin membesar. Setelah tiba
di Peking, Parlemen terpilih mencoba mengendalikan kuasa berlebih Yuan,
dan untuk mengembangkan konstitusi permanen, dan juga untuk menggelar
pemilihan umum presiden. Yuan juga menguasai100 juta dolar dana yang
merupakan pinjaman luar negeri. KMT kemudian terus mengkritik Yuan yang
menguasai semua anggaran negara.
[12]
Yuan memulai tindakan terhadap Kuomintang pada tahun 1913, dengan
cara menyogokanggota KMT menjadi parlemen dua kamar. Revolusioner
Anti-Yuan juga mengklaim Yuan merancang penghancuran KMT dari dalam dan
melengserkan pemerintahan yang disebuat sebagai pro-kuomintang.
[12][13][14]
Revolusi Kedua
Melihat situasi dalam partainya yang semakin memburuk, Sun Yat-sen
pergi ke Jepang pada November 1913. Hal ini disebut Revolusi Kedua yang
saat ini dalam rangka melawan Yuan Shikai. Di sisi lain, Yuan mengambil
alih pemerintahan, menggunakan militer sebagai basis kekuatan. Ia
membekukanmajelis nasional dan provinsi, sedangkan Dewan Perwakilan dan
Senat diganti dengan "Dewan Negara", dengan
Duan Qirui, letnan Beiyang kepercayaannya,sebagai Perdana Menteri. Ia mempercayakansarjana dari Amerika Serikat,
Tsai Ting Kan
untuk menjadi penerjemahnya dalam berhubungan dengan masyarakat luar
negeri. Akhirnya, Yuan merekayasa diri sebagai presiden terpilih untuk
masa jabatan lima tahun. Selain itu ia menyatakan bahwa Kuomintang
adalah organisasi terlarang dan mencopot semua anggotanya dari Parlemen.
"Revolusi Kedua" Kuomintang ini berakhir dengan kegagalan setelah
pasukan Yuan mendapat kemenangan atas gerakan revolusioner.
Gubernur-gubernur dan beberapa loyalis KMT berbalik setia ke Yuan,
beberapa komandan yang tidak memihak Yuan dicopot dari jabatannya,
Revolusi Kedua ini resmi ditumpas oleh Yuan.
[15]
Pada Januari 1914, Parlemen China resmi dibekukan. Untuk membuat
pemerintahan Yuan terlihat sah, Yuan mengumpulkan 66 orang dari
kabinetnya pada 1 Mei 1914, menghasilkan "konstitusi rapi" yang
digunakan untuk mengganti konstitusi sementara Tiongkok. Yuan, sebagai
presiden, berhak atas kuasa tak terbatas pada militer, keuangan,
kebijakan luar negeri, dan hak-hak dasar masyarakat Tiongkok. Yuan
menyatakan bahwa revolusi yang menginginkan kehidupan berbangsa yang
demokratis terbukti tidak efektif.
[16]
Setelah kemenangannya ini, Yuan kembali mengorganisasi pemerintahan
provinsial. Masing-masing provinsi kini didukung oleh seorang Gubernur
Militer (都督) yang memiliki kewenangan sipil danmemiliki kewenangan
mandiri dalam mengelola pasukan di wilayah masing-masing. Meskipun
kewenangan provinsial yang dicanangkan Yuan ini baik, namun hal ini
ternyata menumbuhkan persaingan antar gubernur militer beserta
pasukannya yang melumpuhkan Tiongkok selama dua dekade kedepan.
Segera setelah memulai masa presidensialnya, Yuan memiliki koin dolar
perak yang bergambar potret dirinya. Koin ini adalah dolar standar
Tiongkok yang pertama dikeluarkan dan menjadi sangat populer,
[17]
Dua Puluh Satu Tawaran Jepang
Pada Januari 1915, setelah merebut koloni Jerman di
Qingdao, Jepangmengirim ultimatum rahasia yang dikenal sebagai
Dua Puluh Satu Tawaran,
ke Beijing. Dalam tawaran ini, Jepang menawarkanperluasan wilayah
menjadi sebuah bisnis untuk menyelesaikan hutang-hutang dengan Jepang,
dan menjadikan Qingdao sebagai konsesi untuk Jepang. Ketika kabar
mengenai tawaran ini muncul ke khalayak umum, demonstrasi anti-Jepang
meletus disertai dengan pemboikotan secara nasional terhadap
produk-produk Jepang. Yuan yang menyetujui sebagian besar dari tawaran
tersebutmembuat popularitas pemerintahannya menurun, meskipun banyak
dari permintaaan tersebut berhubungan dengan beberapa perjanjian Qing.
[18]Tekanan barat akhirnya membuat Jepang meniadakan beberapa dari banyak tawaran tersebut.
Kembalinya monarki
Untuk terus mengembangkan kekuasaannya, Yuan memulai membangun
kembali elemen-elemendari negara Konfusianisme. Sebagai penganjur
kembalinya sistem ketaatan Qing, Yuan lalu ingin menjadi kaisar dengan
menjalani ritual di Kuil Surga Qing. Di akhir 1915, banyak rumor beredar
agar monarki seharusnya dikembalikan. Dengan kekuasaannya, banyak dari
pendukung Yuan, seperti
Yang Du,
menganjurkan pengembalian monarki dan meminta Yuan untuk mengambil
gelar sebagai Kaisar. Yang beralasan bahwa khalayak di Tiongkok telah
lama menggunakan kekuatan yang otokratis, dan Republik hanya satu cara
efektif sebagai fase transisi untuk mengakhiri peraturan ala Manchu. Ia
beralasan bahwa situasi politik Tiongkok dapat stabil jika dijalankan
dengan sistem monarki. Ahli ilmu politik Amerika Serikat
Frank Johnson Goodnow
juga mengungkapkan hal yang sama.Pihak Jepang juga demikian, mereka
mendukung Yuan dalam rangka rasa terima kasih atas dukungan Yuan
terhadap
Dua Puluh Satu Tawaran.
[19]
Pada 20 November 1915, Yuan mengadakan sebuah rapat untuk membentuk
"Majelis Perwakilan" yang secara bulat mendukung Yuan menjadi kaisar.
Pada 12 Desember 1915, Yuan setuju menjadi kaisar berikutnyadan
mendeklarasikan dirinya menjadi Kaisar Kekaisaran Tiongkok (
Hanzi Sederhana:
中华帝国大皇帝;
Hanzi Tradisional:
中華帝國大皇帝;
Pinyin:
Zhōnghuá Dìguó Dà Huángdì) dengan
nama era Hongxian (
Hanzi Sederhana:
洪宪;
Hanzi Tradisional:
洪憲;
Pinyin:
Hóngxiàn; i.e.
Kemurahan Konstitusi).
Kaisar baru Tiongkok ini resmi naik takhta pada 1 Januari 1916, saat
Yuan menjalani sebuah ritual aksesi. Segera setelah menjadi kaisar, Yuan
memesan 40.000-buah porselen kekaisaran senilai 1.4 juta yuan, sebuah
lambing besar dari
batu nefrit, dan dua jubah kekaisaran yang masing-masing senilai 400.000 yuan.
[3][9]
Reaksi publik dan international terhadap kembalinya monarki
Yuan mengharapkan dukungan dari dalam dan luar negeri untuk takhtanya
ini. Namun, ia dan pendukungnya telah salah mengkalkulasi. Setelah
berkuasa, banyak pendukung Yuan yang meninggalkannya, begitu juga dengan
Jaringan Tentara Beiyang yang berada dalam perlindungannya. Setelah itu
banyak protes terbuka yang memojokkan Yuan. Pemerintah internasional,
termasuk Jepang, yang tadinya mendukung malah melakukan sebaliknya
dengan tidak memberikan pengakuan terhadap kekuasaan Yuan.
[20] Sun Yat-sen,
yang telah hijrah ke Tokyo dan merancang gerakan di sana, secara aktif
mengorganisasi kembali gerakan untuk mematikan kekuasaan Yuan.
Orang-orang kepercayaannya seperti
Duan Qirui dan
Xu Shichang meninggalkannya untuk mendirikan faksi mereka masing-masing.
Akhir monarki dan kematian
Prosesi pemakaman Yuan Shikai di Beijing
Dihadapkan dengan banyak pihak yang berusaha melawannya, Yuan menunda
ritual aksesinya untuk menenangkan keadaan, namun pada saat ini harga
dirinya sudah benar-benar hancur dan satu demi satu provinsi menyuarakan
penolakan terhadap Yuan.Pada 25 Desember 1915, Gubernur militer
Yunnan,
Cai E, memberontak. Ia membentuk
Perang Perlindungan Nasional. Gubernur
Guizhou mengikuti langkah Cai pada Januari 1916, dan
Guangxi
menyatakan kemerdekaannya pada Maret. Pendanaan untuk upacara aksesi
Yuan dipotong pada 1 Maret, dania secara resmimeninggalkan kekaisaran
pada 22 Maretsetelah 83 hari. Hal ini belum cukup untuk para
musuh-musuhnya, yang menginginkan pengunduran dirinya sebagai presiden.
Banyak provinsi yang memberontak hingga akhirnya Yuan meninggalkarena
uremia pada 5 Juni 1916, pada usia lima puluh enam tahun. Kematiannya ini diumumkan keesokan harinya.
[9][20] Jasadnya lalu dibawa ke kampung halamannya dan ditempatkan di mausoleum besar. Pada 1928, makamnya ini ditempati oleh jasad
Feng Yuxiang, seorang Tentara
Guominjun selama
Ekspedisi Utara. Ia memiliki tiga putra: Pangeran
Yuan Keding, yang cacat dan dipanggil "idiot" oleh ayahnya; Pangeran
Yuan Kewen, yang dipanggil ayahnya sebagai 'sarjana palsu', dan Pangeran
Yuan Keliang, yang dipanggil "bandit".
[butuh rujukan]
Peninggalan
Banyak dari kebijakan Yuan dinilai menyebabkan dampak negatif bagi
kehidupan berbangsa di Tiongkok. Meskipun ia adalah orang yang telah
melatih dan mengorganisasi salah satu pasukan modern Tiongkok dan
memperkenalkan modernisasi dalam ranah hukum dan sosial, para loyalis
Yuan yang sebelumnya diberi kekuasaan untuk mengurus pasukannya
sendiri-sendiri bersaing dan melakukan pertempuran tak perlu setelah
kematian Yuan. Yuan juga hanya melakukan sedikit perbaikan ekonomi dan
perkembangan teknologi, dan ia membiayai rezimnya melalui pinjaman luar
negeri yang sangat besar. Ia dikritik karena dianggap sebagai pihak yang
membuat moral dan reputasi internasional Tiongkok merosot, hal ini juga
berhubungan dengan kebijakannya yang memperbolehkan Jepang memperoleh
konsesi dari pemerintahannya.
[21]
Setelah kematian Yuan, ada usaha untuk mengembalikan republik oleh
Li Yuanhong
dengan cara memanggil legislator yang diusir pada tahun 1913, namun
usaha ini dirasa tidak efektif untuk memulihkan keadaan, karena Li tidak
memiliki dukungan militer yang memadai. Selain itu ada percobaan untuk
mengembalikan kembali Dinasti Qing oleh Jenderal
Zhang Xun
pada tahun 1917, namun pasukannya dikalahkan oleh komandan perang yang
lain pada tahun yang sama. Setelah kegagalan gerakan Zhang, pemerintahan
di tingkat pusat menjadi hancur, dan Tiongkok berada dalam masa
komandan perang. Dalam beberapa dekade berikutnya, kantor kepresidenan
dan parlemen hanya menjadi alat bagi kegiatan militer, dan politisi di
Peking sangat bergantung pada para gubernur untuk alat dukungan dan
mencari ketahanan politik.
[22]
Setelah kematian Yuan, Tiongkok menjadi negara tanpa pemerintah pusat
yang diakui, dantentara nasional terpecah menjadi para
komandan-komandan perang yang berkompetisi untuk memperebutkan pengaruh.
Karena alasan ini Yuan disebut sebagai "Bapak Komandan Perang". Selama
hidupnya, ia sangat mengerti persoalan pengelolaan pasukan, kemampuannya
ini menjadikan ia mampu membentuk pasukan Tiongkok modern yang
terorganisasi. Setelah ia kembali berkuasa pada 1911, ia mengandalkan
kemampuan pasukan yang ia buat untuk ambisi kekaisaran serta untuk
menghancurkan ide mengenai republik di sana.
Pada program CCTV berjudul
Towards the Republic,
Yuan digambarkan sebagai pengelola yang mumpuni, ia juga seorang
manipulator situasi politik yang hebat. Deklarasi dirinya sebagai kaisar
dipengaruhi oleh kekuatan luar serta putranya
Yuan Keding.
Sebuah patung kura-kura
bixi yang dibuat untuk penghormatan kepada Yuan Shikai, dibuat diTaman Huanyuan di
Anyangsetelah kematiannya, patung ini lalu dipugar sebagian pada 1993.
[23]
Dasanama
Seperti banyak tokoh Tiongkok sebelum 1949, Yuan memiliki banyak nama yang berbeda.
Nama penghormatannya adalah "Weiting" (ejaan
Wade-Giles: Wei-ting;
Tionghoa:
慰亭;
Pinyin:
Wèitíng;
Wade–Giles:
Wei4-t'ing2), ia juga memakai nama samaran "Rong'an" (ejaan
Wade-Giles: Jung-an;
Tionghoa:
容庵;
Pinyin:
Róng'ān;
Wade–Giles:
Jung2-an1).Ia juga kadang-kadang menggunakan nama tempat lahirnya, "Xiangcheng" (
Hanzi Sederhana:
项城;
Hanzi Tradisional:
項城;
Pinyin:
Xiàngchéng;
Wade–Giles:
Hsiang4-ch'eng2), atau sebutan tutor pangeran mahkota, "Kung-pao" (
Hanzi Sederhana:
宫保;
Hanzi Tradisional:
宮保;
Pinyin:
Gōngbǎo;
Wade–Giles:
Kung1-pao3).
Informasi pribadi
- Kakek (pihak ayah)
- Ayah
- Paman
- Istri
- Yu Yishang (于義上), putri Yu Ao (於鰲), saudagar kaya dari Shenqiu County, Henan; menikah dengan Yuan Shikai pada 1876; ibu Yuan Keding
- Selir
- Lady Shen (沈氏), sebelumnya adalah seorang pelacur dari Suzhou
- Lady Lee (李氏), dari Korea; ibu dari Yuan Bozhen, Yuan Kequan, Yuan Keqi, Yuan Kejian, dan Yuan Kedu
- Lady Kim (金氏), dari Korea; ibu Yuan Kewen, Yuan Keliang, Yuan Shuzhen, Yuan Huanzhen, dan Yuan Sizhen
- Lady O (吳氏), dari Korea; ibu Yuan Keduan, Yuan Zhongzhen, Yuan Cizhen, and Yuan Fuzhen
- Lady Yang (楊氏), ibu Yuan Kehuan, Yuan Kezhen, Yuan Kejiu, Yuan Ke'an, Yuan Jizhen, dan Yuan Lingzhen
- Lady Ye (葉氏), sebelumnya adalah pelacur Nanjing; ibu Yuan Kejie, Yuan Keyou, Yuan Fuzhen, Yuan Qizhen, and Yuan Ruizhen
- Lady Zhang (張氏), originally from Henan
- Lady Guo (郭氏), originally a prostitute from Suzhou; mother of Yuan Kexiang, Yuan Kehe, dan Yuan Huzhen
- Lady Liu (劉氏), sebelumnya adalah pelayan selir kelima Yuan Shikai Lady Yang; ibu Yuan Kefan dan Yuan Yizhen
- Sons
- Yuan Keding (袁克定) (1878–1958), Nama penghormatan: Yuntai (雲台)
- Yuan Kewen (袁克文) (1889–1931), Nama penghormatan: Baocen (豹岑)
- Yuan Keliang (袁克良), menikahi putri dari Zhang Baixi
- Yuan Keduan (袁克端), menikahi He Shenji (何慎基) (anak dari He Zhongjing (何仲璟))
- Yuan Kequan (袁克權) (1898–1941), Nama penghormatan: Gui'an (規庵), pseudonim: Baina (百衲), menikahi putri dari Toteke Duanfang (托忒克.端方)
- Yuan Kehuan (袁克桓), menikah dengan Chen Zheng (陳徵) (anakdari Chen Qitai (陳啟泰))
- Yuan Keqi (袁克齊), menikah dengan putri dari Sun Baoqi
- Yuan Kezhen (袁克軫), menikahi Zhou Ruizhu (周瑞珠) (anakdari Zhou Fu (周馥))
- Yuan Kejiu (袁克玖), menikahi Li Shaofang (黎紹芳) (29 Desember 1906 – 15 April 1945) (anak kedua Li Yuanhong) di tahun 1934
- Yuan Kejian (袁克堅), menikah dengan anak dari Lu Jianzhang (陸建章)
- Yuan Ke'an (袁克安), menikahi Li Baohui (李寶慧) (anak dari Li Shiming (李士銘))
- Yuan Kedu (袁克度), menikah dengananak saudagar kaya Luo Yunzhang (羅雲章)
- Yuan Kexiang (袁克相), menikah pertama kali dengan Zhang Shoufang (張壽芳)
(cucu Na Tong (那桐)), menikah kedua kalinya dengan Chen Sixing (陳思行)
(putri Chen Bingkun)
- Yuan Kejie (袁克捷), menikah dengan Lady Wang (王氏)
- Yuan Kehe (袁克和), menikah dengan putri dari Zhang Diaochen (張調宸)
- Yuan Kefan (袁克藩), meninggal muda
- Yuan Keyou (克友), menikah dengan Yu Yunpeng (於雲鵬)
- Cucu dan cicit terkenal