Minggu, 03 Mei 2015

5 Raja-Raja Pengidap Gangguan Jiwa [Bag-2]

5 Raja-Raja Pengidap Gangguan Jiwa [Bag-2]


[UNIKNYA.COM] Pemahaman dan pengobatan tentang penyakit mental sudah berkembang sejak berabad-abad yang lalu. Sudah menjadi tradisi bahwa konon dahulu orang-orang yang telah dianggap gila selalu dikurung dan pada dasarnya dibiarkan membusuk dalam kondisi mengenaskan. Bahkan memiliki orang gila dalam keluarga dianggap hal yang memalukan.
Tapi bagaimana jika orang yang mengidap penyakit mental itu kebetulan menjadi orang yang paling kuat di negeri ini? Seperti kisah tentang para raja-raja gila pada zaman dahulu berikut ini. Dengan kegilaannya, mereka dengan bebas memilih siapapun pejabat istana untuk dieksekusi tanpa alasan yang logis. Sementara itu negeri yang ia pimpin jatuh dalam kehancuran. Hal itulah sebabnya tindakan dan perilakunya dianggap memenuhi syarat sebagai ‘orang gila’ untuk orang awam. Berikut uniknya.com menghimpun raja-raja pengidap gangguan jiwa pada bagian 2.
1. Joanna of Castile
Joanna atau lebih dikenal sebagai Juana la Loca (Joanna yang Gila) adalah ratu yang menggantikan tahta almarhum suaminya, Philipe. Dia sangat mencintai suaminya. Saat suaminya meninggal, kesehatan mentalnya menurun. Dia selalu membuka peti mati suaminya selama 8 bulan, merangkul dan juga menciuminya. Ketika ia harus pindah dari istana Burgos karena epidemi, dia membawa serta peti mati suaminya.
Joanna of Castile (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)
Joanna of Castile (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)
2. Erik XIV of Sweden
Erik XIV merupakan raja yang dikenal cerdas dan rajin membaca. Dalam kekuasaannya, Erik XIV sangat ambisius dan berusaha untuk memperluas kerajaannya. Namun raja mulai menunjukan tanda-tanda kegilaan dan kekerasan ketika saudara tirinya, Duke John, memiliki ambisi yang sama.
Erik XIV sempat memerintahkan pembunuhan beberapa bangsawan yang telah berkonspirasi terhadap dirinya. Tindakan ini semakin parah dengan banyak korban dari bangsawan lainnya. Hingga pada akhirnya kekuasaan Erik digulingkan pada 1568 dan dirinya dipenjarakan karena dianggap gila.
Duke John menggantikan dirinya sebagai penguasa Swedia. John khawatir bila Erik keluar dari penjara dan memerintahkan para penjaga untuk membunuh Erik dengan memberikannya semangkuk sup kacang beracun.
Erik XIV of Sweden (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)
Erik XIV of Sweden (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)
3. Christian VII of Denmark
Raja Denmark Christian VII mulai memerintah dari 1767 hingga kematiannya pada 1808. Ia dianggap sebagai raja yang tidak kompeten, bukan hanya karena ia senang pada kehidupan malam liar (pesta mabuk-mabukan dengan pelacur di rumah bordil) tetapi ia juga sering memperlihatkan perubahan suasana hati, paranoia, halusinasi dan melukai dirinya sendiri. Beberapa peneliti modern menyebut jika ia mengidap skizofrenia.
Erik XIV of Sweden (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)
Erik XIV of Sweden (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)
4. Farouk of Egypt
Raja Farouk berkuasa sejak masih muda umur 16 tahun. Di usia nya yang belia, Raja Farouk sudah dibenci oleh rakyatnya lantaran suka berfoya-foya dan hidup dalam kemewahan. Raja Farouk juga dikatakan memiliki gangguan mysophobia. Ia hanya mengendarai mobil berwarna merah dan melarang orang lain untuk mengendarai mobil dengan warna yang sama. Ia juga pernah menembak ban pengendara lain yang coba menyusulnya di jalan.
Saat makin dewasa, Raja Farouk juga dikatakan mengidap kleptomaniak, dimana ia sering mencuri barang-barang ketika membuat kunjungan-kunjungan resmi, termasuk pedang istiadat Shah Iran dan jam kantong berharga milik Winston Churchill. Raja Farouk juga merupakan pencopet yang handal dan turut mencuri dari rakyat biasa sehingga dia dijuluki “Pencuri dari Kairo”.
Farouk of Egypt (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)
Farouk of Egypt (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)
Akibat tuduhan penyalahgunaan kuasa dan kekalahan Mesir pada Perang Arab-Israel 1948, Raja Farouk digulingkan dalam kudeta militer pada 23 Juli 1952 pimpinan Gamal Abdul Nasser, yang memaksa Farouk untuk turun takta dan disingkirkan ke Monako, di mana Raja Farouk 1 tinggal untuk sisa hidupnya.
Setelah Farouk tersingkir, ia terus hidup dengan gaya hidup yang mewah dan ketagihan mengumpulkan harta benda. Kesukaannya menyantap makanan lezat menyebabkan Raja Farouk menjadi gemuk hingga mencapai 140 kg. Pada 18 Maret 1965, Raja Farouk meninggal karena serangan jantung. Ia meninggal di meja makan setelah mengkonsumsi makan malam besar, selusin tiram, lobster thermidor, dua porsi domba panggang dengan kentang goreng, dan beberapa hidangan besar pencuci mulut.
5. Zhu Houzhao, Emperor Zhengde
Penguasa gila yang terakhir dalam sejarah ialah kaisar China, Zhu Houzhao. Ia merupakan kaisar ke-10 dari Dinasti Ming, yang mengganti namanya menjadi Zhengde ketika naik tahta pada 1505.
Tidak seperti ayahnya yang bijak, Zhengde dikatakan sebagai kaisar Ming yang bermoral paling bejat. Sebagai kaisar, Zhende sama sekali tidak tertarik dalam urusan negari dan memanfaatkan kekuasaan demi menyalurkan hasratnya pada wanita. Zhengde senang mengumpulkan para selir, mengambil wanita di jalan, dan menyimpan pelacur di istana kerajaan. Bosan dengan wanita-wanita di istananya, dia memerintahkan wanita-wanita dari Asia Barat dan Tengah dibawakan untuknya. Setelah merasa jenuh dengan mereka, dia memerintahkan wanita-wanita dari rumah pejabat-pejabatnya dibawa padanya.
Selain dikenal sebagai kaisar yang gila wanita, Zhende juga dikenal sebagai kaisar yang sadis. Bagi siapapun yang menentang dan mempertanyakan perilakunya yang nyeleneh akan diasingkan dan bahkan dibunuh. Zhengde mengadopsi 100 anak angkat yang semuanya diberi marga Zhu. Melalui mereka dia bertindak sewenang-wenang, menyita tanah-tanah petani, memeras rakyat dan membangun banyak istana untuknya. Ia juga mempercayai pejabat-pejabat korup sehingga situasi politik pada masa itu sangat kacau karenanya. (**)
 Zhu Houzhao, Emperor Zhengde (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)
Zhu Houzhao, Emperor Zhengde (Sumber : wordpress.com, uniknya.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar